Minggu, 25 Juli 2010

CT Scan Pankreas

CT Scan Pankreas

CT Scan tipe Helical merupakan jenis pesawat radiologi imaging dari perkembangan Computed Tomography (CT)yang paling mutakhir sampai saat ini. CT Scan tipe Helical ini sering disebut “spiral CT”, “Helical CT” atau “Volume Scan” yang mampu menghasilkan pencitraan gambaran dari organ tubuh secara lebih informatif.
1. Prinsip CT Scan tipe Helical
Hal yang paling prinsip bagi pesawat CT Scan Helical ini adalah kemampuan “X-ray tube berputar kontinyu (slip ring scanner) membentuk putaran spiral/helical saat membuat scanning, bersamaan dengan meja pemeriksaan bergerak masuk atau keluar gantry dengan kecepatan tetap atau dalam satu kali tahan nafas (one breathhold scan) selama pemeriksaan berlangsung. Hal ini akan menghasilkan data yang sangat volumetrik, serta tidak ada delay (waktu tempo) antara potongan slice pertama dengan slice berikutnya dalam satsu group Helical.
2. Kelebihan CT Scan Tipe Helical
CT Scan tipe Helical memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan CT Scan generasi sebelumnya. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain
a. Waktu pemeriksaan lebih singkat, karena waktu scanning (scan time) yang
   diperlukan intuk satu potongan scan (slice scan) lebih cepat, serta mampu  melakukan scan tanpa delay sampai 33 scan dalam 1 group helical pada type “short-spiral CT” dan lebih dari 33 scan pada type “long-spiral CT”. Dengan demikian , interval scan dapat direkontruksi menjadi sampai sepersepuluh lebih sempit dari interval scan semula tanpa pasien perlu discan lagi.
b. Waktu untuk membuat satu potongan scan dapat dipersingkat sampai 1 detik,
     sehingga waktu total scan (total scan time) menjadi berkurang dan pasien akan merasa lebih nyaman.
c. Sangat membantu pada pasien dalam keadaan sangat kritis yang   memerlukan scan cepat.
d. Menghasilkan pencitraan gambaran CT yang berkualitas baik dengan nilai diagnosa tinggi, karena menggunakan teknik rotasi sinar-x yang kontinyu (Slip Ring Scanner) serta berkurangnya artefak akibat pernafasan, pulsasi jantung/pembuluh darah besar dan peristaltik usus.
e. Data yang bersifat volumetrik memberikan kemampuan yang lebih fleksibel dalam melakukan rekontruksi gambaran bila dibandingkan dengan konvesional  CT, yang kemampuan rekontruksinya terbatas oleh tebal potongan (slice thickness) dan waktu yang diperlukan untuk membuat scan (total scan time). Dengan demikian , teknik penggambaran rekontruksi multiplanar (MultiplanarRecontruction atau MPR) dengan menggunakan CT Scan tipe Helical dapat lebih sempurna.
f. Mampu menyajikan gambaran vaskuler secara non invasif pada pemeriksaan CT Angiography.
g. Mampu menghasilkan pencitraan organ tubuh secara lebih informatif, melalui teknik rekontruksi : Multiplanar and Curved Reformations (MPR), Three Dimentional Imaging (3-D) atau Shaded Surface Display (SSD), Maximum Intensity Projection (MIP) dan 4-D Angio Volume Rendering.
 
ANATOMI
            Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan,strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah. Panjangnya kira-kira lima belas sentimeter,mulai dari duodenum sampai limpa,dan dilukiskan sebagai terdiri atas tiga bagian yaitu:
Kepala pankreas yang paling lebar, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum, dan yang praktis melingkarinya.
Badan pankreas merupakan bagian utama pada organ itu dan letaknya di belakang lambung dan di depan vertebrae lumbalis pertama.
Ekor pankreas adalah bagian yang runcing di sebelah kiri, dan yang sebenarnya menyentuh limpa.
Jaringan pankreas terdiri atas lobula daripada sel sekretori yang tersusun mengitari saluran-saluran halus. Saluran-saluran ini mulai dari persambungan saluran-saluran kecil dari lobula yang terletak di dalam ekor pankreas dan berjalan melalui badannya dari kiri ke kanan. Saluran-saluran kecil itu menerima saluran dari lobula lain dan kemudian bersatu untukmembentuk saluran utama, yaitu duktus wirsungi.
Fungsi. Pankreas dapat disebut sebagai organ rangkap, mempunyai dua fungsi yaitu:
a.      Fungsi eksokrin
Dilaksanakan oleh sel sekretori lobulanya, yang membentuk getah pankreas dan yang berisi enzim dan elektrolit. Cairan pencerna itu berjalan melalui saluran ekskretori halus dan akhirnya dikumpulkan oleh dua saluran, yaitu yang utama disebut duktus wirsungi dan sebuah saluran lain yaitu duktus santorini yang masuk ke dalam duodenum. Saluran utama bergabung dengan saluran empedu di Ampula Vateri. Isi enzim dalam getah pankreas berfungsi mencernanya.
Pankreas dilintasi oleh saraf vagus dan dalam beberapa menit setelah menerima makanan, arus getah pankras bertambah. Kemudian setelah isi lambung masuk ke dalam duodenum, maka dua hormon, sekretin dan pankreazimin dibentuk di dalam mukosa duodenum dan yang kemudian merangsang arus getah pankreas.
b.     Fungsi endokrin
Tersebar antara alveoli pankreas terdapat kelompok-kelompok kecil sel epitelium, yang jelas terpisah dan nyata.m Kelompok-kelompok ini adalah pulau-pulau kecil atau kepulauan Langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin. Persyarafan didapati dari saraf vagus dan persediaan darah dari saluran kapiler besar.
 
PATOLOGI
            Kelainan yang sering terjadi pada pankreas adalah pankreatitis atau peradangan pankreas bersamaan dengan gangguan pada saluran empedu; keadaannya dapat akut atau kronik dicirikan oleh rasa sakit, nafsu makan berkurang, mual dan muntah-muntah dan bila akut dengan keadaan sakit yang berat.
            Kanker pada pankreas dapat menyebabkan ikterus, pencernaan terganggu dengan steatororea atau diabetes. Pembedahan sulit sekali dilakukan untuk keadaan ini, tetapi   pengangkatan pankreas sama sekali (pankreatektomi) barangkali mungkin. Bila demikian maka diabetes ringan menyusul (yang dapat diobati dengan insulin); atau akan berkembang sindroma malabsorpsi, yang dicirikan dengan turunnya timbangan badan, penambahan ekskresi lemak sewaktu buang air besar, sedikit anemi, yang harus diobati dengan menelan enzim pankreas untuk pencernaan.
 
 
KARAKTERISTIK PESAWAT
Karakteristik pesawat CT Scan tipe Helical merk GE/Pro Speed SX yang dilengkapi dengan beberapa komponen peralatan yang meliputi :
1. PDB (Power Distribution Box)
PDB merupakan sumber daya listrik utama yang diperlukan peralatan atau  sebagai (Main Power Suppy) yang dialirkan ke “Automatic Voltage Stabilizer”.
2. Automatic Voltage Stabilizer (110 Kva)
“Automatic Voltage Stabilizer” berfungsi untuk mengatur  kestabilan tegangan dari PDB (Main  Power Supply) ke “Power Distribution Unit”.
3. PDU (Power Distribution Unit)
PDU merupakan suatu unit yang mengatur pendistribusian daya listrik dari “Automatic Voltage Stabilizer” keseluruh peralatan CT.
4. Scanning Gantry
“Scanning Gantry” merupakan  komponen pesawat CT Scan,   sebagai penyangga : 
a. Tabung sinar-x, berfungsi sebagai pembangkit sinar-x dengan kapasitas 3.000.000 H.U (Heat Unit).
b. Generator sinar-x
c. “Slip Ring”
d. Detektor dan data Aquisition System (DAS)
Setelah sinar-x menembus objek, maka akan diterima oleh detektor yang selanjutnya dilakukan proses pengolahan data oleh Data Acquisition System (DAS). Detektor yang digunakan adalah gas xenon dan terdiri dari 813 channel. Detektor ini memiliki karakteristik efisiensi, yaitu berkas sinar dari objek ditangkap 100 % oleh detektor dan berkas sinar yang dihasilkan sesuai dengan berkas sinar yang diterima.
e. Kolimator, terdiri dari :
1. Kolimator pada tabung sinar-x, berfungsi untuk mengurangi dosis radiasi serta sebagai pembatas luas lapangan penyinaran.
2. Kolimator pada detektor, berfungsi untuk mengarahkan radiasi menuju detektor, mengontrol radiasi hambur dan menentukan ketebalan lapisan (slice thickness).
f. Pengatur meja pemeriksaan/Gantry (Table/Gantry Processor), dilengkapi dengan indikator data digital yang memberikan informasi tentang ketinggian meja pemeriksaan, posisi objek serta kemiringan gantry, yang dapat disudutkan maksimal 25 derajat kedepan maupun kebelakang.
5. Meja pemeriksaan (Patient Table)
Meja pemeriksaan merupakan tempat untuk mengatur posisi pasien saat melakukan pemeriksaan CTScan. Meja pemeriksaan terbuat dari bahan Carbon Graphite Fiber, yang memiliki nilai penyerapan rendah terhadap berkas sinar-x.
6. Kontrol panel (Operator Console)
Kontrol panel merupakan pusat dari semua kegiatan scanning, Patient File Manipulation serta fungsi sistem pengoperasian secara umum. Juga digunakan untuk menampilkan suatu gambaran hasil scanning serta memanipulasi gambaran tersebut sesuai dengan yang kita kehendaki.  Kontrol panel terdiri dari :
a. CPU (Central Processing Unit), merupakan bagian dari sistem komputer sebagai jantung dari semua instrumen pada pesawat CT Scan.
b. MOD (Magnetic Optical Disk) Unit, merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyimpan data pasien serta program hasil kerja komputer ketika melakukan scanning, rekontruksi dan display gambaran.
Kontrol panel juga dilengkapi dengan “image processing unit”, “hard disk drive”, “touch panel”, “floppy disk drive”, TV monitor dan “keyboard” serta “intercom” sebagai alat komunikasi antara operator dengan pasien.
7. Kursi kontrol panel (Console Chair), merupakan tempat duduk operator CT Scan.
8. Perlengkapan pasien (Patient Accessories)
Peralatan yang diperlukan untuk kenyamanan posisi pasien selama pemeriksaan berlangsung, terdiri dari : “head holder strep”, “coronal head holder”, “axial head holder”, “arm support”, “cradle pad”, “knee pad” dan “cradle extender”.
9. Peralatan pelengkap, antara lain :
a. Printer Laser Imager, digunakan untuk dapat memperoleh gambaran CT pada suatu bidang film dengan yang diinginkan.
b. Injector-CT, merupakan alat penyuntik otomatis media kontras intra vena. 
Pesawat CT Scan tipe Helical merk GE/Pro Speed SX, memiliki karakteristik sebagai berikut :
Daya listrik                             : 50 kVA
Frekuensi                                : 50 Hz-60 Hz
Tegangan tabung                    : 80,120, 140 Kv
Arus tabung                            : 60, 80, 100, 130, 160, 200, 250, 300, 350 mA
Jumlah detektor                      : 813 channel
Matriks size                            : 1024 X 1024 mm
Waktu scanning                      : 1.0, 1.5, 2.0 atau 3.0 detik
Ketebalan irisan                      : 1mm, 3mm, 5mm, 10mm
Field of View (FOV)              : diameter 25 cm, 35 cm, 45 cm dan 50 cm
Recon mode                            : soft tissue, standart, bone, edge, detail
Teknik scan                             : fast, cluster, helical
 
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Persiapan alat
A. Menghidupkan alat (Power ON)
1. Angkat plastik penutup, tekan tombol hijau yang terdapat pada meja kontrol hingga pada monitor CRT tampil tulisan SYSTEM PREPARATION, akan dilanjutkan dengan beberapa terst yang dilakukan komputer secara otomatis.
2. Setelah semua test selesai, pada monitor CRT akan tampil tanggal YYYY/MM/DD;
        a. Jika benar tekan enter, akan ditampilkan waktu dengan format HH: MM;
        b. Jika benar tekan enter untuk melanjutkan ;
        c. Jika ada data (tanggal dan waktu) yang tidak benar, tekan shift dan Back Space untuk menghapus data yang tidak benar, ketik tanggal atau waktu yang benar. Gunakan tombol panah UP/DOWN untuk memindahkan cursor antara garis tanggal dan waktu.
3. Pada monitor CRT muncul tulisan SYSTEM READY beserta  sejumlah versi software, untuk mengindikasikan sistem siap untuk scan warm. Hal ini dapat ditandai dengan tampilnya tombol NEW PATIENT dan WARM UP pada LCD touch panel, panel kontrol gantry menampilkan posisi meja pemeriksaan dan penyudutan gantry.
B. Sistem Warm Up
Sebelum digunakan, setelah power ON harus dilakukan WARM UP tabung sinar-x dengan menekan tombol (Warm Up) pada LCD touch panel. Hal-hal yang harus diperhatiakn sebelum melakukan warm up adalah sebagai berikut :
1.Pastikan tidak ada orang diruang scan.
2.Meja pemeriksaan seluruhnya berada diluar area gantry.
3.Posisi penyudutan gantry nol.
4.Tidak ada benda apapun diarea scan.
5.Semua pintu masuk/keluar area scan tertutup.
Setelah hal-hal tersebut diatas diperiksa, warm up dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.     Tekan tombol warm up, maka pada LCD touch panel akan muncul pesan warming up the tube as recommended will provide the higest quality images and extend the life of the tube. Make sure no one is in the scan room and the gantry apperture is clear during warm up. PUSH (SET) AND (START) TO SCAN.
 
2. Tombol scan set akan menyala pada LCD touch panel. Tekan cancel untuk mengakhiri warm up dan kembali kelayar sebelumnya atau tekan scan set untuk memulai warm up.
3. Setelah scan set ditekan, pada layar akan muncul pesan PUSH (ABORT) TO STOP SCAN, tombol START dan ABORT akan menyala.
4. Tekan START untuk memulai warm up. Secara otomatis sistem akan melakukan pemanasan sebanyak 24 kali untuk menentukan teknik KV, Ma, sec, slice dan FOV.
1.     Setelah warm up selesai akan muncul tulisan New Patient pada LCD touch panel. Tekan  New Patient untuk memulai scan.
 
Persiapan Pasien
a.      Pasien/perawat/keluarga harus terlebih dahulu mengadakan perjanjian dengan bagian Radiologi tentang waktu pemeriksaan.
b.     Informed Consent (Persetujuan Tindakan Medis), dengan memberikan informasi yang jelas kepada pihak pasien tentang tindakan medis yang akan dilakukan termasuk tujuan dan resiko-resiko yang mungkin terjadi sampai pasien mengerti dan memberikan persetujuan tentang tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya.
c.      Pasien harus dalam keadaan tenang/tidak gelisah
d.     Benda logam yang ada pada pasien harus dilepas pada saat pemeriksaan CT Scan.
e.      Sehari sebelum pemeriksaan pasien dianjurkan hanya mengkonsumsi makanan lunak.
f.      12 jam sebelum pemeriksaan pasien minum obat pencahar dan selanjutnya puasa sampai pemeriksaan selesai (bila diperlukan pasien diklisma) untuk sedapat mungkin membebaskan traktus digestivus dari fekal massa.
 
Persiapan pemeriksaan
a.      Dua jam sebelum pemeriksaan pasien minum kontras oral sebanyak 600 ml (larutan barium sulfat ± 110 ml diencerkan dengan air menjadi 800 ml), ±15 menit menjelang diperiksa tidak buang air kecil sesaat kemudian minum kontras oral 200 ml (tidak dilakukan pada kasus emergency).
b.     Persiapan secara umum, guna menghasilkan pencitraan CT abdomen yang baik harus dimulai dengan scan potongan aksial yang baik yaitu memenuhi persyaratan :
       Pasien diupayakan kooperatif selama pemeriksaan berlangsung, dipertahankan untuk tidak bergerak atau melakukan pergerakan dalam hal pasien gelisah.
       Posisi pasien yang benar, dengan objek pemeriksaan bebas dari segala material artefak, serta berada simetris ditengah area ruang scanning atai Field of View.
       Penggunaan kontras media harus adekuat.
       Penggunaan parameter CT dan teknik yang tepat.
c.      Kontras media ± 50 ml non-ionic (35-37 gr iodium per 100 ml) bila diperlukan, disuntikkan intravena dengan kecepatan injeksi 2 ml/detik.
d.     Alat-alat yang diperlukan adalah 2 spuit 20 ml, kapas alkohol, plester, torniquet, nierbeken dan alat fiksasi pasien.
 
Teknik CT
Area Pemeriksaan : di atas diafragma sampai krista iliaka (area hepar)
Topogram/plan : - 350 s/d 80 mm, 120 kV, 160 mA, posisi AP
       Rutin aksial, cluster scan  pada pre kontras intravena dan helicel scan pada pasca kontras intravena terutama daerah hepar, inspirasi penuh (maksimal 15 detik, rutin 1 grup helicel 7 scan 7 detik, rutin 1 grup cluster 4 scan 7 detik), pada kasus pasien tidak dapat tahan napas dibuat fast scan.
       120 kV, 250 mA, 1 detik, slice thickness 10 mm, interval 10 mm
       rekonstruksi gambar “standar” (WW 100-120, WL 45-60 untuk hepar)
       Bila perlu diambil gambaran multiplanar koronal dan sagital atau reformasi koronal dan sagital pada daerah lesi.
 
Prosedur Pemeriksaan
1.     Pasien dan atau keluarganya diberikan penerangan mengenai tujuan dan prosedur pemeriksaan sampai dapat memahami manfaat dan resiko pemeriksaan sehingga memberikan persetujuan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
2.     Pasien dipersilahkan memakai pakaian pasien yang telah disediakan dengan melepaskan semua pakaian luar (baju dan celana atau rok) dan semua material penyebab artefak di daerah abdomen (BH dan sejenisnya bila ada) terlebih dahulu.
3.     Pasien posisi tidur terlentang pada meja pemeriksaan dengan kedua tangan di atas kepala diatur sedemikian rupa sehingga daerah abdomen simetris dan berada di tengah ruang scanning dengan titik sentrasi setinggi Prosessus Xyphoideus, kedua tangan di fiksasi untuk kenyamanan pasien.
4.     Pasien diingatkan kembali tentang hal-hal yang tidak boleh dilakukan dan sedapat mungkin inspirasi penuh pada saat scanning dengan mengikuti instruksi petugas selama pemeriksaan berlangsung.
5.     Memasukkan data-data identitas pasien dan pemeriksaan pada komputer, dilanjutkan dengan membuat topogram (Scanogram) abdomen dengan parameter CT yang telah diprogram.
6.     Membuat garis potongan scanning mulai dari diafragma sampai Krista iliaka dengan parameter CT yang telah diprogram, dilanjutkan dengan melakukan scanning potongan demi potongan dalam kondisi pasien inspirasi penuh sampai selesai.
7.     Bila diperlukan, pasien diberikan suntikan kontras media i.v sesuai dosis yang ditentukan, dilanjutkan membuat scanning ulang pada potongan-potongan yang diinginkan.
8.     Melakukan pemantauan kondisi pasien dari ruang komputer (kontrol panel) selama pemeriksaan berlangsung.
9.     Setelah pemeriksaan selesai, bila keadaan baik pasien diperbolehkan meninggalkan ruang pemeriksaan.
10.  Mencetak gambaran scanning ke film melalui printer laser imager menjadi gambar sanning yang diinginkan dengan dua window masing-masing hepar untuk daerah hepar dan window abdomen untuk hepar dan abdomen pada pre kontras i.v, pada pasca kontras i.v cukup satu window, bila perlu dua window.

2 komentar:

  1. info di sini sangat berguna banget, aku bakal balik lagi dan ngak sampai disini saja.

    BalasHapus
  2. ternyata. .pembangkit sinar x butuh daya listrik sebesar 50 ribu watt..

    BalasHapus