Rabu, 29 September 2010

CENTRAL NERVOUS SYSTEM (CNS)

CENTRAL NERVOUS SYSTEM (CNS)

BRAIN SPINAL CORD
Bagian luar brain meru- Pada spinal cord gray
pakan gray matter yang matter terletak pada
disebut cortex dan bagian bagian dalam yang
dalam white matter. tampak seperti huruf (H) pd irisan aksial.

1.CEREBRUM.

2.CEREBELLUM.

3.PONS.

4.MEDULLA OBLONGATA.

Cerebellum adalah bagian terbesar dari hindbrain yang
dipisahkan oleh celah yang dalam dengan cerebrum
yang disebut transverse fissure.
Hemisfere cerebellum digabungkan oleh daerah median
yang mengkerut yang disebut vermis. Permukaan cere-
bellum menjadi bergelombang seperti permukaan cere-
brum. Pons membentuk bagian atas dari hindbrain dan
medulla membentang antara pons dan spinal cord mem-
bentuk bagian bawah dari hindbrain. Cerebrum adalah
bagian terbesar dari otak yang sering disebut forebrain.
Bagian dari otak yang berbentuk seperti batang, meng-
hubungkan antara cerebrum dan Pons serta Cerebellum
dikenal dengan istilah midbrain. Cerebellum, Pons dan
Medulla oblongata disebut Hindbrain.
Celah dalam yang memisahkan hemisphere kanan dan
kiri cerebrum disebut longitudinal fissure. Pertemuan
antara kedua cerebral hemisphere disebut corpuscallo
sum. Masing-masing cerebral hemisphere mempunyai
rongga yang menghasilkan cerebro spinal fluid/cairan
yang dikenal dengan lateral ventrcle.
Bagian bawah dari corpus callosum disebut dience
phalon dan kedua hemisphere mengelilingi ventri
cle tiga.
Permukaan cerebral hemisphere dipenuhi oleh
fissures dan grooves yang menandai lobus dan
lobulus.

Spinal cord terletak didalam canalis vertebralis
memanjang dari medulla oblongata stg foramen
magnum sampai conus medullaris stg discus vert
lumbal I/II.
Dari conus medullaris serabut-serabut saraf mem
bentang sampai segmen atas coccygeal.
Ada 31 pasang serabut saraf spinal, masing-masing
timbul dari dua roots disamping spinal cord dan ke
luar melalui formen intervertebralis/sacralis.
Brain dan spinal cord dibungkusi oleh tiga lapis
protective membrane yang disebut meningen.
Lapisan paling dalam yang menempel pada otak
spinal cord adalah pia mater mengndung banyak
pembuluh darah.
Lapisan tengah yang lembut disebut arachnoid dan
antara pia dan arachnoid mater terdapat celah yg
disebut subarachnoid space .Daerah celah yang luas
disebut cisterna, yang paling luas cisterna magna.
Rongga cisterna magna berbentuk segitiga, terletak
pada bagian posterior-superior subarachnoid space
antara basis cerebellum dan medulla oblongata.
Subarachnoid space berhubungan dengan sistem
ventricle didalam otak melalui foramen magendi,
antara cisterna magna dan ventricle IV.
Ventricle-ventricle otak mengandung cairan yang
disebut cerebrospinal fluid.
Cisterna magna kadang-kadang dipakai sebagai
tempat memasukkan udara (kontras media) kdlm
subarachnoid space pada pemeriksaan myelografi
dan pneumoecephalografi.
Lapisan paling luar disebut dura mater merupakan
jaringan fibrosa yang sangat kuat sebagai pembks
otak dan spinal cord. Antara dura dan arachnoid
mater terdapat celah yg disebut subdural space se
dangkan antara dura dan periosteum terdapat ce-
lah yang disebut epidural space.
Dura mater didaerah cranial ada dua lapis, bagian
luar atau endosteal yang lengket pada permukaan
dalam perosteum tulang kepala. Bagian dalam atau
meningeal adalah lapisan yg melindungi otak dan
mendukung pembuluh darah. Dura mater yang
memanjang kebawah membungkus spinal cord
sampai segmen sacral II. Bagian ujung dura mater
disebut dural sac.
Sistem ventricle otak terdiri dari empat venticle
dengan bentuk irreguler dan masing-masing ber
hubungan melalui chanel. Dua rongga paling atas
berpasangan yang disebut right and left ventricle.
Dia terletak disebelah kanan &kiri bidang midsa
gital, inferior-medial dari hemisphere cerebrum.
Proyeksi lateral untuk menunjukkan kedua ven
tricle lateral adalah setinggi 1,5 inchi superior
MAE.
Masing-masing ventricle lateral terdiri dari body
yang memanjang ke anterior, posterior dan infe-
rior berbentuk seperti tanduk yang disebut ante-
rior/frontal horn, posterior/occipital horn dan infe-
rior/temporal horn.
Masing-masing venticle lateral berhubungan de-
ngan ventricle III melalui chanel yang disebut
interventricular foramen (foramen Monro).
Ventricle III merupakan celah yang dari arah la
teral berbentuk segi empat, terletak pada bidang
midsagital sedikit dibawah body ventricle lateral,
membentang ke anteroinferior dari kelenjar pi-
neal pada dinding posterionya dan optic chiasm
pada dinding anteriornya. Proyeksi lateral untuk
menunjukkannya dengan cp 1 inch didepan dan
diatas MAE.


Foramen interventrivular satu dari masing-masing
ventricle lateral membuka pada bagian anterosupe
rior ventricle III. Ruang ini berlanjut ke postero
inferior dengan ventricle IV melalui cerebral aque-
duct (aqueduct of Sylvius).
Ventricle IV adalah rongga pada hidbrain berben-
tuk seperti mutiara terletak didepan cerebellum
serta dibelakang pons dan bagian atas medulla ob-
lonata, katas berhubungan dengan ventricle III me
lalui aqueduct dan ke inferior berlanjut dengan
canalis centralis dari medulla oblongata. Ventricle
ini berhubungan dengan cisterna magna melalui
foramen magendi. Cp pada proyeksi lateral 1 inch
posterior MAE.




MYELOGAPHY

Adalah istilah yang umum digunakan untuk meng-
ungkapkan tentang pemeriksaan radiologis dari
sistem susunan saraf pusat (CNS) yang terdapat
didalam canalis vertebralis dengan memasukkan
media kontras kedalam subarachnoid space melalui
punksi lumbal atau punksi cervical.

GAS MYELOGRAPHY.

Adalah pemeriksaan myelography dengan menggu
nakan media kontras negatif.
( Dandy tahun 1919 ).


0PAQUE MYELOGRAPHY
Adalah pemeriksaan myelography dengan menggu
nakan media kontras positif.
( Sicard & Forestier tahun 1922 ).

MEDIA KONTRAS
Adalah suatu bahan yang digunakan pada pemerik
saan radiologi yang mempunyai daya serap radiasi
yang lebih tinggi atau lebih rendah dari jaringan
tubuh manusia.

MEDIA KONTRAS POSITIF
Adalah media kontras yang mempuyai daya
serap radiasi lebih tinggi dari jaringan tubuh dan
memberikan gambaran yang terang pada film.
oil based medium yang harus dikeluarkan sete
lah pemeriksaan selesai, karena tidah mudah
diserap dalam waktu yang singkat.
Water soluble ( ionik ) yang mudah diserap dalam waktu singkat sehingga tidak perlu dikeluarkan setelah pemeriksaan selesai. Mulai digunakan pada tahun 1970 dan menjadi pilihan utama sejak
saat itu karena mempunyai viscosity yang rendah.
Water soluble ( non ionik ) yang akhir-akhir ini
menjadi pilihan terbaik karena relatif lebih aman.

MEDIA KONTRAS NEGATIF
Adalah media kontras yang mempunyai daya serap
radiasi lebih rendah dari jaringan tubuh dan mem
berikan gambaran gelap pada film.
( udara atau oksigen ).

PERSIAPAN RUANGAN
Mempersiapkan ruangan pemeriksaan sebelum
pasien datang adalah tanggung jawab radiographer.
Pesawat Rontgen harus diceck dan dapat mendu
kung pekerjaan yang aseptik. Tempat kaki dan pe
nahan bahu harus terpasang dan mudah diatur sesu
ai dengan kebutuhan pemeriksaan.
Pelaksanaan punksi lumbal/cervical serta pema
sukan media kontras dilaksanakan di bagian radio
logi agar media kontras tidak masuk kedalam sis
tem ventricle otak atau terjadi globulasi.
Premedikasi dilakukan oleh perawat di ruangan pe
rawatan dan disesuaikan dengan jadwal pemerik
saan di bagian radiologi.



PROSEDUR PEMERIKSAAN

Penjelasan tentang performan pemeriksaan kepada
pasien dapat mengurangi rasa takut pada paien.
Juga dapat mencegah kegelisahan pasien karena
adanya manufer yang mendadak selama pemerik
saan berlangsung.


PROSEDUR PEMEIKSAAN

Puksi dilakukan didaerah lumbal III/IV atau cranio
cervical junction, jalannya media kontras dikendali
kan dengan tilting meja pemeriksaan dan dipantau
melalui Tv monitor.

Serial radiograph diambil pada daerah tertentu/ke
lainan dan jika perlu diambil radiograph dengan si
nar horizontal (cross tabdle projection).

Punksi lumbal/cervical umumnya dilakukan dengan
pasien lateral dengn lutut fleksi sampai menyentuh
dada tetapi dapat pula dilakukan dengan pasien
prone.
Biasanya dokter mengeluarkan csf sesuai dengan
volume media kontras yang akan dimasuka dan
untuk keperluan pemeriksaan laboratorium.


OPAQUE MYELOGRAPHY

Biasanya dilakukan dengan punksi lumbal. Oleh ka
rena itu pasien berbaring lateral pada waktu mela
kukan punksi dengan kedua lutut fleksi dan pasien
membungkuk sehingga kedua lutut menyentuh da
da. Kedua lengan dilipat kedepan dada sebagai pena
han kedua lutut.

Selanjutnya dilakukan tindakan aseptik/antiseptik
didaerah L III/IV dan jarum lumbal punksi ditusuk
kan (kalau perlu dengan bantuan fluoroscopy), se
himgga ujung jarum berada didalam canalis verteb
ralis kemudian mandrin dicabut dan sebagian csf di
keluarkan untuk keperluan pemeriksaan laboratori
um.

Media kontras positif dimasukan sebanyak 10 cc (se
suai kebutuhan) dan jarum dicabut jika yang digu
nakan media kontras water soluble atau mandrin di
pasang kembali jika media kontras oil based. Kemu
dian pasien berbaring prone dengan kepala ekstensi
sehingga cisternal cavity tertekan/menyempit sela
ma pemeriksaan berlangsun

Tilting diatur sedemikian rupa sehingga media kon
tras bergerak naik menuju arah kepala dan pada
daerah tertentu/kelainan diambil radiograf dari ber
bagai proyeksi (kalau perlu dibuat spot foto). Jika
menggunakan media kontras oil based maka setelah
selesai pemeriksaan harus dikeluarkan dan jarum
dicabut kembali.

Jika dilakukan dengan punksi cervical maka pasien
berbaring lateral dan kepala diberi bantal sehingga
MSP leher paralel dengan permukaan meja dan ba
gian atas meja sedikit diangkat untuk mencegah me
dia kontras masuk kedalam sistem ventricle.

Jika pengambilan radiograph berlangsung dengan
jarum terpasang maka jarum harus ditutupi de
ngan kasa steril dan ketinggian II harus fix.
Selama pemeriksaan akan terjadi perubahan tilting
table yang mendadak untuk mengatur jalannya me
dia kontras sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan.
Myelography bagian distal canalis vertebralis sering
disebut caudography.

GAS MYELOGRAPHY
Tidak semua sentra radiologi melaksanakan peme
riksaan myelography dengan gas sebagai media
kontras. Jika pemasukan media kontras dilakukan
melalui punksi lumbal maka pemasangan jarum
lumbal dapat dilakukan dengan pasien berbaring
prone atau lateral dan spine fleksi.
Setelah csf dikeluarkan maka dalam keadaan jarum
terpasang posisi meja diatur sedemikian rupa se
hingga letak kepala lebih rendah dan kepala eks
tensi sehingga media kontras tetap berada pada
canalis vertebralis bagian distal.
Dengan mengontrol melalui Tv monitor dikuti ja
lannya media kontras dengan mengubah tilting
table sehingga media kontras mencapai daerah
lesi dan diambil radiograph dalam berbagai pro
yeksi.
Jika dilakukan dengan punksi cervial maka setelah
jarum terpasang pasien berbaring prone dan tilting
table diatur letak kepala lebih rendah serta gas
dimasukan sampai csf habis keluar. Selanjutnya di
ambil radiograf sesuai kebutuhan dan jika perlu di
buat dengan teknik tomography.

DISKOGRAPHY & NUCLEOGRAPHY
Adalah istilah yang umum digunakan untuk meng
ungkapkan tentang pemeriksaan radiologis dari
individual diskus intervertebralis degan memasuk
kan salah satu jenis media kontras yodium water
soluble langsung kedalam diskus tertentu dengan
double needle.
(Telah diperkenalkan oleh Lindblom pada tahun
1950 dikembangkan oleh Cloward dan Bun).
Diskography dilakukan untuk mengevaluasi keada
an/lesi pada masing-masing diskus intervertebralis
seperti ruptur necleus pulposus yang tidak dapat di
evaluasi dengan pemeriksaan myelography.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan bersamaan de
ngan myelography atau secara terpisah.
Pemasukan jarum dilakukan dengan bantuan fluo
roscopy dan media kontras dimasukan sesuai kebu
tuhan serta radiograph diambil dengan proyeksi
lateral dan jika perlu oblique.

Pemasukan jarum didaerah lumbal dan thoracal
dilakukan dari posterolateral sedangkan pada dae
rah cervical dari anterolateral.

CEREBRAL PNEUMOGRAPHY.
Cerebral pneumogaphy adalah istilah yang umum
digunakan untuk mengungkapkan tentang pemerik
saan radiologi dari otak (brain) dengan memasuk
kan media kontras negatif (gas) sistem ventricle
otak dan ruang sbarachnoid otak lainnya.
Karena homogenitas densitas antara jaringan otak
dan csf pada radiography konvensional kepala
maka untuk menampilkan kelainan-kelainan yang
non kalsifikasi pada struktur intracranial diperlu
kan pemberian media kontras.
Media kontras negatif/gas (udara, oksigen atau car
bondioksida) lebih menarik untuk digunakan pada
pemeriksaan cerebral pneumogaphy bila dibanding
kan dengan media kontras positif karena tidak me
nyebabkan iritasi pada dinding ventricle otak dan
mudah diserap didalam ruang subarachnoid.

Cerebral pneumography bermanfaat untuk menun
jukkan gambaran SOL intracranial yaitu dengan
nampilkan filling defects atau deformation pada
gambaran outline gas yang mengisi ventricle otak
atau subarachnoid cisternae & channels.

Pada metode pneumoventriculography (direct cere
bral pneumography) media kontras diuntikan lang
sung kedalam ventricle lateral; Sedangkan pada
pneumoencephalography (indirect cerebral pneumo
graphy) media kontras dimasukan melalu punksi
spinal (lumbal).

Istilah ini menunjukkan tentang struktur intracra
nial yang ditampilkan dengan masing-masing me
tode. Dengan memasukkan langsung gas kedalam
sistem ventricle otak maka yang dapat dievaluasi
adalah permukaan bagian dalam dari masing-ma
sing ventricle; Sedangkan apabila melalui ruang sub
arachnoid didaerah lumbal maka gas akan mengisi
seluruh ruang subarachnoid otak pada cortex, cis
ternae dan sistem ventricle.
Masing masing metode pemasukan media kontras
mempunyai indikasi dan kontra indikasi spesifik
sesuai dengan tipe dan lokasi kelainan intracranial
itu sendiri.
Pemeriksaan cerebral pneumography dengan meto
de pneumoventriculography pertama kali diperke
nalkan oleh “ Dandy” pada tahun 1918 metode
pneumoencephalography pada tahun 1919.
Pada metode pneumoencephalography kontras me
dia disuntikan kedalam ruang subarachnoid mela
lui punksi spinal yang akan naik dari tempat ia di
masukan menuju sistem ventricle otak melalui
foramen Magendi dan juga masuk keseluruh ruang
subaracnoid otak.

Pada metode pneumoventriculography kotras media
disuntikan langsung kedalam ventrcle lateral otak
dengan membuat lubang kecil dengan bor pada din
ding rongga tengkorak atau melalui punksi fonta
nel pada bayi.

Infeksi Nosokomial

Pengertian Infeksi Nosokomial

Infeksi yang didapat penderita ketika penderita tersebut dirawat di rumah sakit yang bercirikan :
· Tanda-tanda klinis infeksi tersebut baru timbul sekurang-kurangnya setelah 3 x 24 jam sejak mulai perawatan.
· Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak sedang masa inkubasi dari infeksi tersebut.
· Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak didapatkan tanda-tanda klinis dari infeksi tersebut
· Infeksi tersebut bukan sisa dari infeksi sebelumnya
· Bila saat mulai dirawat di rumah sakit sudah ada tanda-tanda infeksi dan terbukti infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat di rumah sakit yang sama pada waktu yang lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi nosokomial.
Perkecualian :
· Bila tanda-tanda infeksi sudah timbul pada masa kurang dari 3 x 24 jam sejak mulai perawatan, tergantung masa inkubasi dari masing-masing jenis infeksi.
· Untuk penderita yang setelah keluar dari rumah sakit kemudian timbul tanda-tanda infeksi, baru dapat digolongkan sebagai infeksi nososkomial apabila infeksi tersebut dapat dibuktikan berasal dari rumah sakit.
Tidak termasuk infeksi nosokomial yaitu keracunan makanan yang tidak disebabkan oleh produk bakteri.
Bakteremia nosokomial
Bakteremia yang terjadi setelah tindakan invasive (intrumentasi) yang dilakukan di rumah sakit. Antara lain :
· Tranfusi darah/pemberian cairan parenteral
· Pungsi lumbal
· Pungsi sumsum tulang
· Kateterisasi buli-buli/vena
· Intubasi endotrakeal/ pemasangan respirator
· Biopsy
· Tindakan bedah
· Endoskopi dll.
Bakteremia baru terjadi sesudah penderita dirawat di rumah sakit selama 3 x 24 jam atau lebih
Khusus untuk neonatus :
· Bila didapat lebih dari 3 hari pada partus normal
· Bila lebih dari 5 hari pada partus patologik
· Bila didapat adanya port d’entree yang jelas, merahnya luka bekas infus, luka bekas tusukan jarum, luka bekas forsep, vakum dan lain-lain.
Diagnosis bakteremia sebaiknya didasarkan atas data klinis dan data laboratorium
Cara Mencegah Infeksi Nosokomial
·
Dengan menggunakan :
Standar kewaspadaan terhadap infeksi :
Antara lain :
Cuci Tangan
Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi
Segera setelah melepas sarung tangan
Di antara sentuhan dengan pasien
Sarung Tangan
Bila kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, dan bahan yang terkontaminasi
Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka
Masker, Kaca Mata, Masker Muka
Mengantisipasi bila terkena, melindungi selaput lendir mata, hidung, dan mulut saat kontak dengan darah dan cairan tubuh
Baju Pelindung
Lindungi kulit dari kontak dengan darah dan cairan tubuh
Cegah pakaian tercemar selama tindakan klinik yang dapat berkontak langsung dengan darah atau cairan tubuh
Kain
Tangani kain tercemar, cegah dari sentuhan kulit/selaput lendir
Jangan melakukan prabilas kain yang tercemar di area perawatan pasien
Peralatan Perawatan Pasien
Tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk mencegah kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir dan mencegah kontaminasi pada pakaian dan lingkungan
Cuci peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembali
Pembersihan Lingkungan
Perawatan rutin, pembersihan dan desinfeksi peralatan dan perlengkapan dalam ruang perawatan pasien
Instrumen Tajam
Hindari memasang kembali penutup jarum bekas
Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai
Hindari membengkokkan, mematahkan atau memanipulasi jarum bekas dengan tangan
Masukkan instrument tajam ke dalam tempat yang tidak tembus tusukan
Resusitasi Pasien
Usahakan gunakan kantong resusitasi atau alat ventilasi yang lain untuk menghindari kontak langsung mulut dalam resusitasi mulut ke mulut
Penempatan Pasien
Tempatkan pasien yang mengontaminasi lingkungan dalam ruang pribadi / isolasi

Jumat, 24 September 2010

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

Zat Makanan
Makhluk hidup heterotrof harus memenuhi kebutuhan energinya dengan cara mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam system pencernaan menjadi sumber energi dan lain-lain. Secara umum fungsi makanan bagi makhluk hidup ada 3 yaitu :
1. Sebagai sumber energi
2. Sebagai bahan kerangka biosintesis (komponen penyusun sel dan jaringan tubuh), dan
3. Nutrisi esensial yang membantu fungsi fisiologis
Agar ketiga fungsi tersebut dapat dipenuhi, maka pemilihan makanan menjadi penting. Secara umum makanan yang sehat harus mengandung zat-zat makanan sebagai berikut :
1. Protein
Mengandung asam amino (essensial dan non essensial). Kebutuhan protein untuk orang dewasa adalah 1 gram/kg.Berat Badan/hari. Jika kebutuhan tersebut berlebih, maka kelebihannya akan dibuang melalui ginjal dalam bentuk urea.
Asam Amino Essensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh, jadi harus didatangkan dari luar, yaitu dalam makanan.
Misalnya : Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, dsb. Protein tidak menghasilkan energi
2. Lemak (Lipid)
Diperlukan sebagai pelarut beberapa vitamin, sebagai "bantalan lemak" (pelindung jaringan tubuh) dan penghasil energi yang besar (9,3 Kalori/gr). Kebutuhan lemak untuk orang dewasa adalah 0,5 - 1 gram/kg.Berat Badan/hari.
3. Karbohidrat
Sebagai penghasil energi (4,12 Kalori/gr). Kelebihan karbohidrat dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak.
4. Vitamin
Diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil, tidak menghasilkan energi. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan Penyakit Defisiensi. Ada 2 macam vitamin, yaitu vitamin larut dalam air dan vitamin larut dalam lemak.


Alat Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari
1. Rongga Mulut,
2. Esofagus,
3. Lambung,
4. Usus Halus (deodonum, jeoyenum ileum)
5. Usus Besar(kolon)
6. Rektum,
7. Anus.

Rongga Mulut

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :
Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping.
Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.
Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.

Esofagus (Kerongkongan)

Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.

Lambung

Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :
Asam HCl :Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
Lipase : Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit
Renin : Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
Mukus : Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.

Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.


Usus Halus


Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.
PROSES PENCERNAAN MAKANAN
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.
Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.


Usus Besar (Kolon)

Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
Menyerap air selama proses pencernaan.
Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
Membentuk massa feses
Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.


Rektum dan Anus

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.