Teknik kV tinggi merupakan suatu pengembangan teknik radiograf dengan menaikkan nilai kV dari kV standar (kV yang secara umum digunakan untuk membentuk suatu radiograf dan mampu menghasilkan informasi diagnostik). Tegangan tabung (kV) yang digunakan berkisar antara 100 kV – 150 kV (Carrol, 1985)
Faktor Eksposi (1)
ÒBesarnya nilai eksposi yang dihasilkan oleh pesawat sinar-X dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
kV² x mAs
Eksposure = P x —————-
D²
Keterangan :
D : FFD (cm)
kV : Tegangan tabung
mAs : mAs yang digunakan
P : Ketetapan yang nilainya adalah 15 dan besarnya tergantung dari filtrasi dan ukuran penyinaran yang diberikan
Sedangkan perhitungan nilai mAs dengan perubahan kV adalah :
mAs1 x kV1(4) x g1 x S1 x FFD2(2)
mAs2 = ————————————–
kV2(4) x g2 x S2 x FFD1(2)
kV2(4) digunakan apabila faktor IS dan Grid diperhitungkan, dan apabila tidak, maka menggunakan rumus :
mAs1 kV22
——- = ——
mAs2 kV12
Faktor Grid dari beberapa grid dgn dua perbedaan energi radiasi
CONTOH
1. Pemeriksaan Thorax normal pada sebuah instalasi dilakukan dengan 50 kV dan 5 mAs. Selanjutnya diterapkan teknik kV tinggi dengan setting 120 kVp. Bila pada pemeriksaan normal tidak digunakan grid (faktor grid = 1), maka pada teknik kV tinggi digunakan rasio grid 5:1. Berapakah mAs yang digunakan pada teknik kV tinggi? (bila IS dan FFD sama)
2.Sebuah pemeriksaan radiologi normal dilakukan dengan FE sebesar 70 kV dan 25 mAs. Kemudian diterapkan teknik kV tinggi dengan menggunakan 135 kVp. Berapakah nilai mAs yang digunakan? (bila faktor IS dan grid tidak diperhitungkan)
Kelebihan teknik KV tinggi
ÒPenggunaan kV yang tinggi akan meminimalkan dosis yang diterima oleh pasien, karena semakin tinggi kV semakin kuat daya tembus sinar-X, sehingga semakin sedikit sinar-X yang diserap oleh bahan (pasien).
ÒPeningkatan kV yang diimbangi dengan penurunan nilai mAs akan mengurangi pembebanan pesawat sinar-X sehingga umur pesawat lebih panjang
ÒPenggunaan waktu eksposi yang singkat akan memminimalkan ketidaktajaman akibat pergerakan
ÒPenggunaan teknik kV tinggi akan menghasilkan rentang densitas panjang sehingga datail yang dihasilkan tinggi
Kekurangan teknik KV tinggi
ÒTeknik kV tinggi memerlukan pesawat dengan kapasitas tinggi (bisa dioperasikan diatas 100 kV) dan tidak semua pesawat bisa dioperasikan pada tegangan diatas 100 kV.
ÒPenggunaan kV tinggi akan meningkatkan radiasi hambur, sehingga kontras radiograf yang dihasilkan rendah. Untuk memperbaiki nilai kontras radiograf diperlukan grid dengan rasio tinggi
Penggunaan Teknik kV Tinggi (1)
Teknik kV tinggi tepat digunakan untuk pemeriksaan (Byan GJ., 1979)
ÒRadiologi obstetric, karena dapat mengurangi dosis dari ibu dan janin
ÒPada pemeriksaan HSG, karena dapat mengurangi dosis pada sistem reproduksi
ÒPemeriksaan yang menggunakan Barium dan menggunakan film rapid serial karena nilai mAs rendah akan mengurangi pemanasan tabung
ÒLumbosacral lateral, karena rentang densitas yang tinggi sehingga akan didapatkan detail yang lebih jelas
ÒTeknik kV tinggi tepat digunakan untuk pemerik-saan thoraks, karena dengan bertambah-nya kV yang digunakan daya tembus sinar-X juga ber-tambah, sehingga bagian-bagian mediastinal, retrocardial dan sela-sela intervertebra thorakal dapat terlihat (Rasad, 1992)
Batasan Pemeriksaan Thoraks
dengan kV Tinggi (1)
ÒBeberapa literatur memberikan batasan kV tinggi pada pemeriksaan radiologi thoraks pada 130-150 kV (Clark, KC, 1973) dan 125-150 kV ( John E Cullinan, 1972)
ÒDalam pelaksanaan teknik kV tinggi perlu menggunakan grid atau bucky untuk mengurangi radiasi hambur akibat kV yang tinggi
ÒBesarnya nilai kV yang digunakan diimbangi dengan penurunan nilai mAs untuk mendapatkan nilai eksposure yang sama dengan nilai eksposure pada pemeriksaan thoraks dengan kV standar, sehingga hasil radiograf akan optimal
ÒFFD pada teknik kV tinggi ini sama dengan FFD yang digunakan pada teknik kV standar (Clark, KC, 1973)
TEKNIK RADIOGRAFI
SOFT TISSUE
ÒTeknik radiografi soft tissue dapat diaplikasikan pada seluruh tubuh termasuk jaringan superfisial, kecuali pada tulang.
ÒTeknik ini membutuhkan eksposi yang berbeda dari teknik radiografi yang biasa dilakukan pada umumnya.
ÒTeknik ini dapat menghasilkan densitas dan kontras jaringan yang rendah dengan berbagai perubahan yang terjadi pada organ yang dikehendaki.
ÒKadang-kadang MK digunakan untuk mengetahui adanya fistel pada suatu saluran atau memperlihatkan suatu rongga pada jaringan lunak (Clark, 1979)
Tujuan
Teknik radiografi soft tissue bertujuan untuk menampakkan :
ÒPerbedaan kontras jaringan lunak yang besar
ÒKalsifikasi yang ada pada jaringan lunak yang menuju ke tulang atau sebaliknya
ÒInvaginasi penyakit yang berasal jaringan lunak yang menuju ke tulang atau sebaliknya
Prosedur (1)
ÒPemilihan kVp dalam teknik radiografi soft tissue sebaiknya bervariasi dalam kondisi penyinaran yang rendah. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan perbedaan kontras jaringan dari yang rendah sampai yang tinggi seperti tulang, udara, yang memiliki berbagai tingkatan kontras subyek.
ÒEksposi yang mencukupi merupakan hal penting untuk memastikan bahwa struktur organ yang diperiksa dapat direkam dengan kontras yang baik (Clark, 1997)
ÒPada teknik ini terdapat kecenderungan terjadi underexpose. Hal ini ditandai dengan gambaran jaringan lunak yang memiliki densitas yang rendah.
ÒPeristiwa ini terjadi karena tingkat penghitaman jaringan lunak menggunakan 15 kVp lebih rendah dibandingkan faktor yang digunakan pada tulang (Clark, 1979)
ÒFaktor eksposi yang dibutuhkan dapat diperoleh melalui perhitungan sbb :
mAs1 kVp 2 2
——– = ———
mAs2 kVp 1 2
Dimana :
mAs1 : mAs pemeriksaan standar
mAs2 : mAs teknik soft tissue
kVp 2 : kVp teknik soft tissue
kVp 1 : kVp pemeriksaan standar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar