Minggu, 25 Juli 2010

TEKNIK RADIOGRAFI THORAX

Anatomi dan Fungsi Thorax
Thorax merupakan rongga yang berbentuk kerucut, pada bagian bawah lebih besar dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari pada bagian depan. Rongga dada berisi paru-paru dan mediastinum. Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada di antara kedua paru-paru. Di dalam rongga dada terdapat beberapa sistem diantaranya yaitu sistem pernafasan dan peredaran darah. Organ pernafasan yang terletak dalam rongga dada yaitu esofagus dan paru, sedangkan pada sistem peredaran darah yaitu jantung, pembuluh darah dan saluran linfe. Pembuluh darah pada sistem peredaran darah terdiri dari arteri yang membawa darah dari jantung, vena yang membawa darah ke jantung dan kapiler yang merupakan jalan lalulintas makanan dan bhan buangan (Pearce, 2003 : 53).










Gambar 1 Anatomi Thorax.

Gambar kedudukan paru
Setiap paru berbentuk kerucut dan neniliki :
a. Apeks, yang meluas ke dalam leher sekitar 2,5 cm ke atas clavivula.
b. Permukaan costo-vertebral, menempel pada bagian dalam dinding dada.
c. Permukaan mediantinum menempel pada perikardium dan jantung.
d. Basis, terletak pada diafragma (Pearce, 2003 : 216).

Paru kanan terbagi menjadi dua fisura dan tiga lobus yaitu superior, media dan inferior. Paru kiri terbagi oleh sebuah fisura dan dua lobus yaitu superior dan inferior (Pearce, 2003 : 215).
Brochus pada setiap sel sisi bercabang menjadi cabang-cabang utama, satu untuk setiap lobus paru. Segmen paru daerah tersebut disuplai oleh cabang utama bronchus, setiap segmen adalah unit mandiri dengan supali darah sendiri. Paru kanan memiliki sepuluh segmen, paru kiri memiliki sembilan segmen. Setiap segmen berbentuk biji yang tipis pada hilus paru (Pearce, 2003 :214).
Di dalam segmen, cabang brochus utama memecah menjadi cabang-cabang yang lebih kecil. Duktus alveolus adalah cabang yang paling kecil, setiap ujung terdapat sekelompok alveolus. Alveolus adalah kantong berdinding tipis yang mengandung udara, melalui seluruh dinding inilah terjadi pertukaran gas. Setiap paru mengenadung sekitar 300 juta alveoli. Lubang-lubang kecil di dalam dinding alveola memungkinkan udara melewati suatu alveolus ke alveolus lain (Pearce, 2003 : 214).
Lobus primer atau unit paru adalah broncheolus dengan kelompok alveolusnya (Pearce, 2003 : 216).


2.1.1 Anatomi Pleura
Pleura adalah membran tipis transparan yang melapisi paru dalam dua lapis yaitu lapisan viceral, yang melekat erat pada permukaan paru dan lapisan paretale yang melapisi permukaan dinding dada. Kedua lapisan ini bersambungan pada hilus paru. Kavum paru adalah rongga diantara kedua lapisan trsebut. Permukaan yang saling melekat itu lembab dan salaing brgerak satu sama lain (Pearce, 2003 : 219).



2.1.2 Anatomi Mediastinum
Mediastinum adalah daerah di dalam dada diantara kedua paru. Ruang ini dibagi mediastinum superior dan inferior oleh garis imaginer yang ditarik ke belakang dari angulus sternalis (manubrium dengan corpus sterni) ke vertebra thorachal IV.
Mediastinum mengandung :
a. Arcus aorta dan cabang-cabangnya.
b. Venacava superior dan vena brachiosevalica.
c. Trachea.
d. Oesofagus.
e. Ductus thoracicus.
f. Glandula timus atau sisanya.
g. Nervus vagus dan vrenicus (Pearce, 2003 : 220).


2.3 Teknik Radiografi Thorax
Pada pemeriksaan thorax tidak memerlukan persiapan kusus seperti pada pemriksaan dengan media kontras pada umunya. Pemeriksaan thorax secara radiografi dilakukan dengan 2 proyeksi yaitu proyeksi Antero-Posterior (AP) dan Proyeksi Lateral (Bontrager, 2001 : 72)

2.3.1 Proyeksi Antero-Posterior (AP) (Bontreger, 2001 : 88)
a. Posisi Pasien
Pasien tidur supine di atas brangkat.
b. Posisi Obyek
MSP tubuh berada pada pertengahan kaset.
c. Arah Sumbu Sinar
Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
d. Titik Bidik
Pada thorachal 7 atau setinggi 8-10 cm di bawah jugular notch.
e. FFD
Jarak 150 cm
f. Kaset
Ukuran 35 x 35 cm.


g. Kriteria Radiograf
Tampak jaringan lunak, tulang iga, calvicula, trachea, besar, bentuk dan posisi jantung, paru dari apek sampai sinus prenicus costalis.

2.3.2 Proyeksi Lateral (Bontreger, 2001 : 86)
a. Posisi Pasien
Posisi pasien setengah duduk di atas brangkat, kemudian di belakang dada diberi pengganjal dengan tebal ± 10-12 cm.
b. Posisi Obyek
Kedua tangan pasien diposisikan lurus ke atas, kaset di letakkan di sebelah kiri pasien.
c. Arah Sumbu Sinar
Horisontal tegak lurus terhadap kaset.
d. Titik Bidik
Pada bagian lateral dada setinggi thorachal 7.
e. FFD
jaraknya 150 cm.
f. Kaset
Ukuran 30 x 40 cm.


g. Kriteria Radiograf
Bayangan trachea dan ujung bronchus, jantung dengan ventrikel kanan di depan dan ventrikel keri di belakang, paru kanan dan kiri overlapping terlihat sampai sinus prenikus kostalis.

1 komentar: